Menghadapi Quarter-Life Crisis dengan lebih santai
melawan rasa insecure ketika memasuki usia 25
Sebelum itu mari berkenalan dengan quarter life crisis (Krisis Seperempat Abad)
Krisis seperempat abad merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 18 hingga 30 tahun seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 18 hingga 30 tahun. Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri ataupun lingkungan, belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.
Dibandingkan dengan krisis kehidupan yang sering ditandai dengan perasaan gagal untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, krisis seperempat abad lebih condong pada kenyataan bahwa seseorang belum memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya atau memiliki tujuan yang tidak realistis.
Bagaimana saya memasuki masa quarter life crisis?
Jujur saya merasakan insecure ketika mulai memasuki usia 25 tahun, dimana teman-teman sebaya saya ada yang sudah menikah dan memiliki anak. ada yang karir nya melesat dan banyak yang memiliki pencapaian lainnya. saya mulai overthinking terhadap kehidupan saya dan yang paling membuat saya overthingking adalah penilaian orang lain terhadap saya. sampai ada saat saya ragu dengan diri sendiri
Lalu bagaimana saya melewati ini quarter life crisis dengan santai?
ketika masa pencarian jawaban atas rasa insecure saya, saya mulai banyak belajar dan memahami apa yang sebenarnya terjadi pada diri saya. saya mencoba mencari jawaban dari mulai obrolan dengan orang tua, youtube , konsultasi kepada psikolog, juga buku. Saya membaca beberapa buku diantaranya How To Win Friends And Influence People karya Dale Carnegie, The Things you Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sumin hal ini sedikit banyak membantu tetapi saya masih sering down dan overthinking. Meskipun begitu saya tetap yakin apapun yang terjadi Allah Azza wa Jalla selalu memberikan jalan yang terbaik, saya selalu ingat kutipan Surah Al-Baqarah Ayat 216
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu
Sekian lama mencari, akhirnya saya menemukan sebuat kutipan motivasi
When nobody believed in me, I DID
kenapa dengan kata-kata ini “Ketika tidak ada yang mempercayaiku, aku (tetap mempercayai diriku)”, dari kata-kata ini saya tersadar kalau saya terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain dengan pencapaian orang lain, bahkan saya jarang mengapresiasi diri sendiri dan cenderung meragukan diri. Saya sibuk memikirkan pendapat orang lain terhadap diri. Akhirnya saya sadar tidak dapat memenuhi ekpektasi semua orang, sadar diri sendiri juga perlu di apresiasi, sadar banyak hal yang harus saya syukuri
lalu apa yang saya lakukan setelah tau jawaban dari rasa insecure saya selama ini, meminta maaf pada diri sendiri, meminta maaf karena sudah meragukan diri sendiri, meminta maaf karena tidak bisa mengapresiasi diri. saya juga berterimakasih kepada diri saya sendiri, berterimakasih karena sudah berjuang keras sampai saat ini, percaya atau tidak kata-kata ini membuat saya merasa lebih baik ada bagian dalam diri saya merespon hal ini.
“Kamu harus menerima kenyataan bahwa tidak ada pertolongan, kecuali menolong diri sendiri.” — Bruce Lee
Saya juga bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla karena saya mendapatkan jawaban yang saya cari-cari selama ini. dari perjalanan itu saya pun mulai berubah, saya tidak terlalu memikirkan pendapat dan pencapaian orang lain, mulai percaya kepada diri sendiri dan kemampuan diri sendiri, lebih santai dalam menghadapi dalam masa quarter life crisis.
“Di titik terendah, seseorang tak punya pilihan lain, kecuali berjuang untuk menanjak ke atas. Memperbaiki hidupnya sendiri,” — Ginan Koesmayadi,
Tentunya semua ini dibarengi dengan mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta juga keluarga dan kerabat